Sirli Amrina
D1814094
19 Desember 2016
UPAYA MELESTARIKAN KOLEKSI BUKU TENTANG WAYANG DI PERUSTAKAAN
Oleh:
Program DIII Perpustakaan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
2016
Pendahuluan
Indonesia memiliki begitu banyak budaya dan juga adat istiadat yang hingga kini masih dipegang teguh juga masih dijalankan oleh masyarakat Indonesia. Salah satunya adalah wayang. Wayang sebagai hasil budaya tradisional bangsa yang memiliki nilai seni yang tinggi, tidaklah cukup dikenal dari jauh saja. Sejak dulu kala wayang telah berkebang dari masa ke masa, berakar kuat dan mendarah daging bagi Indonesia pada umumnya dan suku Jawa bagi khususnya. Pertunjukkan wayang yang sudah berusia selama 3000 tahun tetap digemari dan mendarah daging serta dijunjung tinggi oleh masyarakat karena pertunjukkan wayang berisi hal-hal yang diperlukan dalam kehidupan manusia. baik dalam keduniaan (lahiriah) maupun mental (Batiniah).
Banyak penelitian yang sudah dilakukan mengenai wayang itu sendiri baik mengenai asal-usul, maupun nilai-nilai etis yang terkandung dalam setiap pertunjukkan wayang. Penelitian-peneliatian itu melahirkan buku-buku yang membantu kita sebagai generasi penerus untuk mengetahui banyak hal tentang wayang, bukan hanya sekedar tahu bahwa wayang adalah salah satu warisan dari nenek moyang kita elainkan kita bisa tahu apakah wayang hanya ada di Indonesia, atau apakah wayang adalah kolaborasi dari kebudayaan hindu dan jawa. Maka sudah seharusnya buku-buku tersebut dijaga juga dirawat karena semakin sedikitnya orang-orang yang tertarik dengan wayang. Disinilah peran perpustakaan diperlukan untuk menjaga juga merawat koleksi-koleksi yang berhubungan dengan wayang, agar pemahaman tentang wayang bisa diketahui oleh mereka- mereka yang tertarik dan juga membutuhkan.
Pembahasan
Untuk membuat bahan pustaka tetap awet baik itu kandungan informasi atau bentuk fisiknya, maka perpustakaan akan melakukan perawatan bahan pustaka. Perrawatan bahan pustaka itu sendiri adalah kegiatan melestarikan, memelihara dan memperbaiki bahan pustaka dari kehancuran, kerapuhan karena manusia, serangga dan lingkungan alam. Meliputi penjilidan, pengawetan, fumigasi, laminasi, dan pelestarian kandungan informasi bahan pustaka dengan cara pembuatan microfis/ microfilm” (butir kegiatan kepustakaan no. 3, Petunjuk Teknis Angka Kredit Pustakawan di Lingkungan IAIN,1997/ 1998:6).
Dalam hal ini biasanya jika ada koleksi buku yang rusak maka perpustakaan hanya akan memperbaikinya, bisa dengan penjilidan ulang apabila penjilid buku sudah rusak. Bahan pustaka yang sudah terlanjur rusak juga perlu diperbaiki dengan tekun,teliti dan sabar. Buku yang telah rusak sampulnya harus segera diperbaiki. Untuk menambal buku yang berlubang dapat dipergunakan pulp. Pulp ini cukup mudah dibuat, yaitu dari kertas bekas disobek kecil-kecil kemudian dilumatkan dengan lem cair. Kertas yang berlubang diletakkan diatas kaca yang telah dibasahi dengan air suling. Bagian yang berlubang kemudian ditambal dengan pulp, kemudian tekan tambalan tersebut dengan menggunakan kertas pengisap dan dipress. Lalu untuk menjaga agar koleksi-koleksi tersebut tepa awet maka bisa dilakukan fumigasi, yaitu pencegahan agar bahan pustaka tidak rusak karena rayap atau jamur. Biasanya fumigasi dilakukan oleh petugas fumigasi dari luar dan dilakukan sebulan sekali.
Pefumigasian ini dilakukan dengan menggunakan bahan kimiawi seperti misalnya karbon tetra klorida, methyl biomida, thymol kristal, karbon disulfit dan Formida demida.
Fumigasi ini bisa dilakukan dengan tiga cara yaitu, dilakukan diruangan penyimpan buku, membawa buku ke ruang fumigasi sedangkan ruang penyimpanan disemprot dengan bahan kimia pembunuh serangga dan kemudian dibersihkan, dan dilakukan dalam almari terutama kalau jumlah buku sedikit.
Upaya lain yang bisa dilakukan untuk perpustakaan untuk menjaga kelestarian informasi dari suatu koleksi agar tetap bisa dimanfaatkan oleh pengguna yaitu alih media, Alih media atau alih bentuk merupakan salah satu model usaha pelesteraian yang dilakukan dengan merubah bentuk atau media informasi dari bentuk kertas (tercetak) ke dalam bentuk lain seperti bentuk mikro atau video disk atau bentuk pita magnetik lainnya. Media yang biasnya digunakan adalah CD, Fie Computer, Photo, Mikrofis, Ultrafis, rool film dan rekaman.
Penutup
Tujuan pelestarian bahan-bahan koleksi buku tentang wayang sebenarnya untuk menjaga agar segala informasi dan pemahaman yang kita miliki tentang wayang tidak musnah begitu saja. Karena wayang merupakan aset budaya bangsa yang perlu kita jaga, tak hanya bentuk fisik wayangnya saja melainkan segala sesuatu yang membuat kita tak hanya sekedar mengenal wayang dari permukaannya saja melainkan kita bisa mengerti tentan wayang lebih dalam lagi bukan hanya dari tutur kata nenek kakek saja namun juga dari buku yang kita baca. Oleh sebab itu perawatan juga pengawetan bahan koleksi buku tentang wayang perlu dilakukan.
Daftar Pustaka
Joyosupodmo, Sri Mulyani. 1976. Wayang Asal Usul, Filsafat, dan Masa Depanya. Jakarta: BP. Alda.
Amir, Hazim. 1991. Nilai-Nilai Etis dalam Wayang. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Mustofa. 2015. Alih Media Dari Kaset Analog Ke Dalam Bentuk Audio Digital Sebagai Strategi Preservasi, (http://digilib.isi-ska.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/Alih-media-sebagai-strategi-preservasi.pdf diakses 18 Desember 2016).
Dewi, Dinar Puspita. 2014. Preservasi Naskah Kuno (Studi Pada Perpustakaan Reksa Pustaka Pura Mangkunegaran Surakarta), (http://digilib.uin-suka.ac.id/14484/1/FILE%201.pdf diakse 18 Desember 2016).
Fatkhurrokhman. 2008. Preservasi Bahan Pustaka Di Perpustakaan Museum Studi Kebijakan Preservasi Di Perpustakaan Museum Sonobudoyo Yogyakarta, (http://digilib.uin-suka.ac.id/367/1/PRESERVASI%20BAHAN%20PUSTAKA%20DI%20PERPUSTAKAAN%20MUSEUM.pdf diakses 19 Desember 2016).
Helsa. 2014. Pemeliharaan Dan Perawatan Bahan Perpustakaan, (http://pp.ktp.fip.unp.ac.id/?p=41 diakses 19 Desember 2016).
Lihat Artikel Penulis>>