Mona Veranika
D1814068
19 Desember 2016
PELESTARIAN KOLEKSI AUDIO VISUAL
Oleh:
Program D III Ilmu Perpustakaan
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
2016
Pendahuluan
Bahan pustaka merupakan salah satu unsur penting dalam sebuah sistem perpustakaan, sehingga harus dilestarikan mengingat nilai informasinya yang sangat mahal. Bahan pustaka sendiri berupa buku, berkala (surat kabar dan majalah), dan bahan audio visual seperti audio kaset, video, selid, dan sebagainya.
Menurut Wendy Smith dari National Library of Australia, preservation adalah semua kegiatan yang bertujuan memperpanjang umur bahan pustaka dan informasi yang ada didalamnya dan conservation adalah kegiatan yang meliputi perawatan, pengawetan dan perbaikan bahan pustaka oleh conservation yang profesional.
Tujuan dari pelestarian bahan pustaka sendiri, antara lain:
1. Menyelamatkan nilai informasi dokumen,
2. Menyelamatkan fisik dokumen,
3. Mengatasi kendala kekurangan ruang,
4. Mempercepat perolehan informasi.
Selain tujuan, adapun fungsi dalam melesarikan bahan pustaka seperti fungsi melindungi, fungsi pengawetan, fungsi kesehatan, fungsi pendidikan, fungsi kesabaran, fungsi sosial, fungsi ekonomi, dan fungsi keindahan.
Pelestarian dan perawatan bahan pustaka, khususnya audio visual sangat penting. Pelestarian tersebut dilakukan untuk menjaga koleksi dari kerusakan, baik itu kerusakan fisik maupun kerusakan dari isi informasi yang dikandung. Selain itu, untuk menghargai koleksi yang merupakan karya intelektual sumber daya manusia yang terlatih dan memiliki nilai aset yang tidak terhingga.
Pembahasan
Bahan pustaka khususnya dari bahan non kertas atau audio visual perlu dijaga keawetannya. Penjagaan dimaksudkan agar nilai informasinya tetap lestari dan dapat dimanfaatkan sepanjang masa. Faktor penyebab kerusakan pada bahan pustaka sendiri yaitu antara lain:
a. Faktor Biologi
- Serangga
- Jamur
- Lipas
- Rayap Tanah
- Gegat
- Kutu Buku
b. Faktor Fisika
- Cahaya
- Panas dan Uap Air
c. Faktor Kimiawi
- Pencemaran
- Debu
- Tinta
- Asam
Bahan pustaka audio visual yang terbuat dari film memerlukan perawatan yang berbeda dan hati-hati. Penyimpanan audio visual dapat dilakukan dua cara, yakni disimpan dalam ruangan atau dalam kantong alumunium. Syarat dalam penyimpanan dalam ruangan atau kantong adalah sebagai berikut:
a. Bebas dari debu.
b. Tidak terkena sinar matahari/lampu secara langsung.
c. Kelembapan udara hendaknya dijaga antara 20-40%.
d. Suhu ruangan hendaknya dijaga agar tidak lebih dari 21 derajat.
e. Sirkulasi udara dalam ruang dapat berjalan dengan lancar.
f. Ruangan harus tertutup rapat, terbebas dari debu dari luar, dan terhindar dari kontaminasi zat kimia.
g. Memiliki alat untuk menjaga keamanan dari bahaya kebakaran dan pencurian.
h. Penyimpanan film pada rak yang anti karat dan dimasukkan ke dalam kotak/tabung dari plastik maupun fiberglass.
i. Penjagaan kelembapan dan suhu ruangan hendaknya disesuaikan dengan macam film dan jangka penyimpanan,
Apabila film itu disimpan dalam kantong alumunium, maka kantong itu terdiri dari tiga lapis. Lapisan pertama terbuat dari polister agar tidak mudah rusak atau robek. Lapisan tengah terdiri dari alumunium agar tidak terjadi kontaminasi, dan lapisan dalam terbuat dari bahan yang memiliki daya rekat. Penyimpanan film dalam kantong digunakan swfss vacuum. Penyimpanan ini dilakukan dengan cara:
a. Film makro dimasukkan ke dalam kantong alumunium kemudian udara didalam kantong itu dikeluarkan.
b. Sebagai gantinya, gas N dimasukkan agar film-film itu tidak lengket satu dengan yang lain, dan
c. Kantong itu dipanaskan ujungnya dengan alat pengelem.
Koleksi audio visual sangat berpengaruh besar di perpustakaan karena mengandung nilai informasi yang tinggi dan membutuhkan pelestarian maupun perawatan yang hati-hati agar dapat dinikmati oleh generasi selanjutnya. Koleksi audio visual sendiri juga merupakan sarana sumber informasi yang mempunyai unsur sejarah dan budaya yang sangat kuat dan kental.
Penutup
a. Faktor yang menyebabkan kerusakan bahan pustaka khususnya audio visual yaitu faktor biologi (serangga, jamur, lipas, rayap tanah, gegat kutu buku), fisika (cahaya, panas dan uap air), dan kimiawi (pencemaran, debu, tinta, dan asam).
b. Perawatan koleksi audio visual sendiri terdapat dua cara, yaitu penyimpanan dalam ruangan dengan ketentuan seperti bebas dari debu, tidak terkena sinar matahari, kelembapan udara, suhu udara, sirkulasi udara, dan sebagainya. Selanjutnya dengan penyimpanan dalam kantong alumunium seperti koleksi dimasukkan dalam kantong tanpa udara, dimasukkannya gas N, dan kantong tersebut dipanaskan ujungnya dengan alat pengelem.
Daftar Pustaka
Purwono. 2010. Dokumentasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Lasa Hs. 2013. Manajemen Perpustakaan Sekolah/Madrasah. Yogyakarta: Ombak.