PROFIL
Nama
: Afia Anis Saputri
NIM : D1814002
Tempat, Tanggal Lahir : Sragen, 11 April 1996
Motto Hidup : Tidak seperti yang terlihat, don’t judge by cover!
Aku, Afia Anis Saputri. adalah seorang perpempuan yang terlahir dari rahim seorang wanita yang amat mulia. Usiaku 20 tahun tanggal 11 April lalu. Sejak kecil hingga sekarang aku dibesarkan oleh kedua orang tuaku di Desa Plalar, Pilangsari, Ngrampal Sragen. Aku sangat bersyukur tinggal disana karena udara di desa kami tak seburuk di kota besar. Ketika umurku menginjak lima tahun ayahku mendaftarkanku kesebuah taman kanak-kanak di dekat desa kami. Ayahku yang dipanggil orang lain dengan sebutan Bapak Tukilo itu mempercayakan aku kepada guru sekolah pertamaku. Kenangan yang masih kuingat ketika masa itu adalah kebahagiaan dipelajaran mendongeng. Setiap seminggu sekali sebelum pulang sekolah salah satu ibu guru akan membacakan dongeng untuk kami, dan dengan melihat buku dongeng itulah aku mulai menyukai membaca. Satu tahun kemudian aku sudah naik kelas di tingkat dasar, berbeda ketika aku di taman kanak-kanak ayahkulah yang mendaftarkan aku sekolah, ketika di sekolah dasar ibu kulah yang mengurs segala administrasiku di sini, dengan mengisikan Giyarti di kolom nama orang tua. Dengan berwiraswasta kondisi ekonomi keluargaku mulai membaik seiring waktu berlalu. Tingkat menengah pertama aku mulai jauh dari orang tua, ayah dan ibuku sepakat untuk menyekolahkan aku di sebuah sekolah berasrama yang kuketahui bernama SMP MTA Gemolong, jauh sekali jarak sekolah tersebut kerumah, butuh waktu satu jam untuk bisa kesana. Tiga tahun sudah aku lalui bersekolah di asrama, senang, sedih, kecewa, bangga sudah aku rasakan dan sudah kebal pula aku dengan suasananya. Tak mau merusak kepribadianku, ayah ibuku kembali memasukkan aku ke sekolah menengah atas di kota solo. Sekolah tersebut masih satu yayasan dengan sekolahku dulu hanya berbeda tempat dan tingkatnya saja.
SMA MTA Surakarta, salah satu sekolah swasta islam terbaik di kota Solo, bahkan sebelum SBI dihapuskan sekolah kami pernah menyandang gelar tersebut. Dengan semangat belajar serta lingkungan yang mendukung untuk belajar aku bisa lulus dengan nilai yang cukup baik dan bisa melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi dengan mudah. Sekarang aku menuntut ilmu di sebuah universitas terbaik di Indonesia, universitas dengan nuasa alam hijaunya, Universitas Sebelas Maret. Ilmu Perpustakaan merupakan satu-satunya pilihanku di sini, membaca, berkutat dengan buku, mendesain dan banyak sekali ilmu yang aku dapatkan dari program studi ini. Aku tidak terlalu peduli dengan pandangan orang lain yang mengatakan bahwa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik tidak ada hubugannya dengan program studiku, nyatanya ada saja di universitas ku, oleh karena itu aku bangga dapat menuntut ilmu disini, teman yang beragam sifatnya, kehidupan masyarakat dengan segala lapisan agama dan ekonominya, keanekaragaman suku yang bersatu disni membuat semanya tampak harmonis. Ilmu pendidikan aku dapatkan, begitu pula dengan ilmu sosial yang tak pernah diajarkan di bangku sekolah manapun. Simpati, empati, bukanlah sesuatu yang bisa diajarkan dengan ilmu pendidikan, tapi ia bisa di pahami dari ilmu pendidikan.
Meski dipandang sebelah mata oleh masyarakat awam kenapa aku memilih ilmu perpustakaan sebagai program studiku, aku justru tersenyum puas bahwa sekarang profesi pustakawan bukanlah profesi yang patut dipandang sebelah mata,profesi ini sama pentingnya dengan guru, sama dibutuhkannya dengan dokter, bahkan tak akan ada guru dan dokter yang berhasil tanpa membaca. Kedepannya saya akan menjadipribadi yang lebih baik, dan membuktikan bahwa studiku akan sangat bermanfaat.
Lihat Artikel>>